Aliran Dualisme dalam Filsafat
Dualisme
(dualism) berasal dari kata Latin yaitu duo (dua). Dualisme
adalah ajaran yang menyatakan realitas itu terdiri dari dua substansi yang
berlainan dan bertolak belakang. Masing-masing substansi bersifat unik dan
tidak dapat direduksi, misalnya substansi adi kodrati dengan kodrati, Tuhan
dengan alam semesta, roh dengan materi, jiwa dengan badan dll. Ada pula yang
mengatakan bahwa dualisme adalah ajaran yang menggabungkan antara idealisme dan
materialisme, dengan mengatakan bahwa alam wujud ini terdiri dari dua hakikat
sebagai sumber yaitu hakikat materi dan ruhani.
Dapat
dikatakan pula bahwa dualisme adalah paham yang memiliki ajaran bahwa segala
sesuatu yang ada, bersumber dari dua hakikat atau substansi yang berdiri
sendiri-sendiri. Orang yang pertama kali menggunakan konsep dualisme adalah Thomas
Hyde (1700), yang mengungkapkan bahwa antara zat dan kesadaran (pikiran)
yang berbeda secara subtantif. Jadi adanya segala sesuatu terdiri dari dua hal
yaitu zat dan pikiran. Yang termasuk dalam aliran ini adalah Plato (427-347
SM), yang mengatakan bahwa dunia lahir adalah dunia pengalaman yang selalu
berubah-ubah dan berwarna-warni. Semua itu adalah bayangan dari dunia idea.
Sebagai bayangan, hakikatnya hanya tiruan dari yang asli yaitu idea. Karenanya
maka dunia ini berubah-ubah dan bermacam-macam sebab hanyalah merupakan tiruan
yang tidak sempurna dari idea yang sifatnya bagi dunia pengalaman.
Barang-barang yang ada di dunia ini semua ada contohnya yang ideal di dunia
idea sana (dunia idea).
Lebih
lanjut Plato mengakui adanya dua substansi yang masing-masing mandiri dan tidak
saling bergantung yakni dunia yang dapat diindera dan dunia yang dapat
dimengerti, dunia tipe kedua adalah dunia idea yang bersifat kekal dan hanya
ada satu. Sedang dunia tipe pertama adalah dunia nyata yang selalu berubah dan
tak sempurna. Apa yang dikatakan Plato dapat dimengerti seperti yang
dibahasakan oleh Surajiyo (2005), bahwa dia membedakan antara dunia indera
(dunia bayang-bayang) dan dunia ide (dunia yang terbuka bagi rasio manusia).
Rene Descartes (1596-1650 M) seorang filsuf Prancis, mengatakan bahwa pembeda
antara dua substansi yaitu substansi pikiran dan substansi luasan (badan). Jiwa
dan badan merupakan dua sebstansi terpisah meskipun didalam diri manusia mereka
berhubungan sangat erat.
Dapat
dimengerti bahwa dia membedakan antara substansi pikiran dan substansi keluasan
(badan). Maka menurutnya yang bersifat nyata adalah pikiran. Sebab dengan
berpikirlah maka sesuatu lantas ada, cogito ergo sum! (saya berpikir
maka saya ada). Leibniz (1646-1716) yang membedakan antara dunia yang
sesungguhnya dan dunia yang mungkin. Immanuel Kant (1724-1804) yang membedakan
antara dunia gejala (fenomena) dan dunia hakiki (noumena).
Rohani dan jasmani dua dunia berbeda yang hadir dalam satu pribadi manusia. Rohani harus sama kuatnya dengan jasmani. Terimakasih
BalasHapushidup adalah PERJUANGAN
Bahagia selamanya
Teofilus Lase