Menjadi Guru yang Baik
Menjadi guru merupakan
merupakan panggilan jiwa. Mengabdi dengan sepenuh hati dan seluruh
tekad yang kita punya. Tetapi hal itu tidaklah cukup, pengetahuan yang
luas dan sifat keteladanan juga harus dipunyai. Terlebih lagi rasa
kedekatan pada siswa perlu selalu kita jaga.
Sehingga
kita bisa menjadi guru yang baik, menyenangkan dan dirindukan. Tetapi
bagaimanakah pendekatan dan cara menjadi guru yang baik tersebut?
Apalagi saat menghadapi siswa yang mempunyai latar belakang yang
berbeda-beda. Tentu tidaklah mudah dan perlu kiat khusus untuk
menghadapinya. Berikut adalah kiat dan cara menjadi guru yang baik,
menyenangkan dan dirindukan.
5 Cara Menjadi Guru yang Baik, Menyenangkan dan Dirindukan
1. Ceria dan Bijaksana
Mulailah
memperkenalkan diri dan mengajar dengan ceria. Sebab guru yang ceria
lebih mudah diterima oleh siswa dalam kelasnya. Apalagi jika metode
mengajarnya juga ceria dan menyenangkan. Kelas tidak akan tegang dan
siswa tidak merasa tertekan. Tentu saja siswa akan menjadi antusias,
bahkan bisa menjadi aktif karena tidak takut bertanya atau mengeluarkan
pendapat.
Selain
itu, guru yang baik juga harus bijaksana dalam mengajar. Harus tahu
tingkat pemahaman dan kemampuan setiap muridnya. Sebab setiap murid
pastilah punya kemampuan berbeda-beda. Maka hendaknya guru memberikan
metode pengajaran yang paling mudah dipahami. Sehingga baik siswa
kategori kelas bawah, tengah maupun atas mampu menerima materi dengan
mudah.
Jangan
membeda-bedakan murid berdasarkan kemampuannya, status sosialnya,
maupun latar belakangnya. Semua orang berhak untuk menjadi pintar dan
meraih cita-citanya. Jadi temani mereka semua dengan baik, bimbing
dengan telaten. Berikan kenangan pada siswa, bahwa belajar itu hal yang
menyenangkan dan penuh keceriaan.
2. Tampil Prima dan Bersahaja
Guru
yang baik adalah guru yang tampil di depan kelas dengan prima. Prima
yang dimaksud ada dua hal, prima fisik dan prima dalam penguasaan
materi. Prima fisik berarti secara penampilan dan dandanan yang rapi.
Selain
itu kondisi saat mengajar harus senantiasa bersemangat. Supaya siswa
juga ikut bersemangat dalam belajar di kelas. Guru yang baik juga harus
prima dalam penguasaan materi yang diajarnya. Sehingga apabila ada
kendala yang dihadapi murid, guru bisa membantunya.
Selain
itu guru yang baik juga meneladankan sifat yang bersahaja pada
muridnya. Tidak membiasakan diri dengan sifat yang buruk. Sebab
bagaimana pun juga tingkah laku guru akan selalu dicontoh oleh siswanya.
Baik itu tingkah laku di sekolah maupun di luar sekolah.
Tingkah
laku guru yang bersahaja akan menjadi contoh yang efektif daripada
dengan perkataan. Jadi pastikan untuk mencontohkan teladan yang baik,
supaya siswa juga berlaku hal yang sama.
3. Rendah Hati dan Sabar
Guru
yang baik juga harus memiliki kerendahan hati. Tidak merasa sombong dan
juga takabur dengan segala ilmu dan pengalaman yang dimilikinya. Belum
tentu guru lebih intar dari siswanya, bisa jadi siswa lebih pintar dari
muridnya. Sebab di zaman serba maju ini, ilmu bisa datang dari mana
saja, guru hanya sebagai fasilitator saja.
Oleh
sebab itu, kendalikan diri untuk tidak merasa menjadi yang paling
benar, guru juga manusia, tidak pernah luput dari salah dan kekeliruan.
Terima, akui, dan perbaiki jika pernah melakukan kesalahan baik dalam
mengajar maupun tingkah laku.
Selain
itu, guru yang baik harus memliki sifat sabar. Apabila ada siswa yang
kurang mengerti harus didampingi dan diajari sampai mengerti. Bila perlu
ada perlakuan khusus untuk beberapa siswa yang tertinggal.
Selanjutnya
sabar juga diterapkan pada saat siswa melakukan kesalahan. Gunakan
pendekatan yang baik sehingga siswa mau mengakui kesalahannya dan
berjanji untuk berubah. Jangan lantas didesak dan dituduh tanpa ada
bukti. Jika memang ada bukti, barulah diberi sanksi yang sesuai aturan
dan norma di linkungan sekolah.
4. Kreatif dan Inovatif
Jika
ingin menjadi guru yang baik, maka harus menjadi guru yang kreatif dan
inovatif. Sampaikan materi pelajaran dengan menarik dan dan inovatif.
Misalkan dengan melakukan praktikum, menggunakan metode pembelajaran
yang menyenangkan, atau studi lapangan.
Terkadang
cara seperti ini mampu membuat siswa menjadi antusias terhadap
pelajaran yang diajarkan. Meskpun kadang tidak selalu berjalan mulus,
setidaknya kita sudah mencoba.
Hal-hal
inovatif tersebut hanya bisa dilakukan dengan menjadi guru yag kreatif.
Caranya dengan banyak membaca dan mencari informasi tentang belajar dan
mengajar. Misalkan saja dengan mengakses internet atau mengikuti
workshop.
Sehingga
dari sana kita mendapatkan metode, trik, kiat-kiat untuk menjadi guru
kreatif. Setelah itu tinggal dipraktekkan dan dimodifikasi sesuai dengan
kondisi kelas. Bila perlu siswa diikutsertakan bersama dalam merancang
kelas inovatif dan kreatif tersebut.
5. Menanamkan Niat untuk Mengabdi dan Berbakti
Seperti
yang sudah kita tahu, bahwa guru adalah sebuah profesi jasmani dan
rohani. Disamping kita mengajar untuk mencerdaskan siswa, kita juga
mengajar untuk bekal akhirat. Sehingga penting untuk menanmkan niat yang
tulus untuk mengajar.
Jangan
diberatkan dengan keinginan materi yang berlebihan. Sebab bagaimana pun
tugas pokok guru adalah menyampaikan ilmu. Terlepas dari besar kecilnya
upah yang diterima, itu rezeki yang patut disyukuri.
Kesadaran
tersebut akan membawa kita pada niat mengabdi dan berbakti. Mencurahkan
segala yang kita miliki di jalur ilmu pengetahuan untuk generasi bangsa
kedepan. Kalau pahlawan saja bisa ikhlas bejuang bertaruh nyawa, kenapa
kita tidak. Padahal kita tidak pernah sekali pun merasakan berperang
dengan fisik kita.
Maka
sudah sepatutnya kita mulai berpikir, bahwa apa niat sejati kita
menjadi guru? Mengabdikah? Berbaktikah? Atau sekedar mencari jaminan
pensiun dan gaji bulanan tetap saja?
Kesimpulan
Sebenarnya
ada banyak cara menjadi guru yang baik, tetapi dasarnya ada di
poin-poin di atas. Jika seorang guru mau senantiasa belajar dan memahami
siswanya, maka secara tidak langsung dia akan menjadi guru yang baik.
Jika kita sudah menjadi guru yang baik, maka secara otomatis kita juga
akan menjadi guru yang menyenangkan dan dirindukan.
“Ing Ngarso Sung Tulodo. Ing Madyo Mangun Karso. Tut Wuri Handayani.” (Di depan memberi contoh. Ditengah memberi semangat. Di belakang memberi dorongan.) — Ki Hajar Dewantara.
Komentar
Posting Komentar