Dapatkah Alam Semesta Menciptakan Dirinya Sendiri ?
“Sains mesti menyediakan sebuah mekanisme tentang
kejadian alam semesta”
-John Wheeler-
Kita biasanya berpikir
tentang kata ‘sebab’ yang biasanya mendahului kata ‘akibat’. Oleh karena itu,
kita mencoba menjelaskan alam semesta dengan menarik ke situasi waktu yang
lebih awal. Kendati pun kita dapat menjelaskan keadaan alam semesta masa kini
adalah hal yang lazim. Jika kita kembali pada keadaan satu milyar tahun lalu,
apakah kita akan betul-betul memperoleh sesuatu, selain hanya menggerakkan
kembali misteri satu milyar tahun lalu??? Karena kita tentu saja ingin
menjelaskan keadaan satu milyar tahun lalu menurut pandangan tertentu yang
lebih awal lagi. Apakah mata rantai sebab dan efek pernah berakhir? Para
ilmuwan boleh jadi sangat pandai menjlaskan ini dan itu. Mereka bahkan mungkin
dapat menjelaskan segala sesuatu di dalam alam semesta fisik. Tetapi, pada
tahapan tertentu dalam mata rantai penjelasan itu mereka akan menemukan
kebuntuan, sebuah titik yang ilmu sains saja tidak dapat menerobos. Titik ini
adalah penciptaan alam semesta secara keseluruhan, asal-usul tertinggi dunia
fisik.
Apa
yang disebut argumen kosmologis semacam ini, dalam satu atau lain bentuk, telah
sering digunakan sebagai bukti bagi eksistensi Tuhan. Selama berabad-abad ia
telah diperhalus dan diperdebatkan oleh banyak teolog dan filosof,
kadang-kadang dengan sangat rumit. Teka-teki membingungkan mengenai asal-usul
kosmis merupakan satu wilayah dimana ilmuwan atheistik merasa tidak nyaman.
Konklusi argumen kosmologissulit untuk disalahkan hingga beberapa tahun yang
lalu ini saja, pada titik dimana upaya serius dilakukan untuk menjelaskan
asal-usul alam semesta di dalam kerangka kerja fifika. Namun, dirasa penjelasan
spesifik ini mungkin sangat keliru. Meskipun begitu yang dipersoalkan adalah
apakah jenis tertentu dari aktivitas supranatural untuk memulai alam semesta
merupakan keniscayaan atau tidak. Jika sebuah teori ilmiah dapat disusun untuk
menjelaskan asal-usul keseluruhan alam semesta fisik, maka paling tidak kita
mengertaui bahwa sebuah penjelasan ilmiah adalah mungkin, terlepas dari apakah
teori mutakhir itu benar atau tidak.
Komentar
Posting Komentar