Implikasi Pertumbuhan dan Perkembangan Individu terhadap Pendidikan
1)
Implikasi
Genetik dan Lingkungan Terhadap Pendidikan Dasar
Dalam
situasi sekolah, gen-gen dapat dilihat sebagai bagian dari dunia nyata
individu-individu. Seorang guru misalnya, perlu memahami sifat-sifat dan
perbedaan-perbedaan individual. Di samping itu, pemahaman tentang dampak
faktor-faktor lingkungan terhadap perkembangan individu akan memberi pendidik
suatu pertimbangan yang optimistis tentang potensi-potensi yang penting
ditumbuh kembangkan dalam diri semua peserta didik. Mcdevit dan Ormrod (2002)
merekomendasikan beberapa hal penting yang perlu dilakukan guru dalam menyikapi
pengaruh genetik dalam lingkungan bagi perkembangan individu, yaitu:
·
Memahami dan
menghargai perbedaan-perbedaan individual individu.
·
Menyadari bahwa
sebenarnya faktor lingkungan mempengaruhi segala aspek
perkembangan.
·
Mendorong siswa
menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan pertumbuhan.
2)
Karakteristik
Individu dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Dasar
Karakteristik
individu adalah keseluruhan kelakukan dan kemampuan yang ada pada individu
sebagai hasil pembawaan dan lingkungannya. Untuk menjelaskan
karakteristik-karakteristik individu baik dalam hal fisik, maupun mental
biasanya digunakan istilah nature dan nurture. Nature (alam,
sifat dasar) adalah karakteristik individu atau sifat khas seseorang yang
dibawa sejak kecil atau yang diwarisi sebagai sifat pembawaan, sedangkan nurneture
(pemeliharaan, pengasuhan) adalah faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
individu sejak dari masa pembuahan sampai masa selanjutnya.
Adanya
karakteristik individu yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan
tersebut jelas membawa implikasi terhadap proses pendidikan di sekolah. Dalam
hal ini, proses pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik secara individu. Ini berarti bahwa di dalam proses belajar
mengajar setiap individu peserta didik memerlukan perlakuan yang berbeda
sehingga strategi dan pelaksanaannya pun akan berbeda-beda.
Pemahaman
pendidik tentang karakteristik peserta didik akan sangat berguna dalam memilih
dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik atau lebih tepat yang dapat
menjamin kemudahan belajar bagi peserta didik. Ketepatan pemilihan pola
mengajar akan menimbulkan proses interaksi dari masing-msing komponen belajar
mengajar secara optimal.
3)
Perkembangan
Kemandirian Peserta Didik dan Implikasinya dalam Dunia Pendidikan
Kemandirian
adalah kecakapan yang berkembang sepanjang rentang kehidupan individu. Pengembangan
kemandirian peserta didik meliputi:
·
Mengembangkan proses belajar mengajar yang
demokratis
·
Mendorong individu berpartisipasi dalam
mengambil keputusan
·
Memberi kebebasan kepada individu untuk
mengeksplorasi lingkungan
·
Penerimaan positif tidak membeda-bedakan
individu yang satu dengan yang lain
·
Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab
dengan individu.
4)
Implikasi
Perkembangan Moral dan Spiritual Terhadap Pendidikan
Perkembangan
moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam berinteraksi dengan orang lain
(Santrock, 1998). Individu-individu ketika dilahirkan tidak memiliki moral
tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan.
Individu belajar memahami perilaku baik dan perilaku buruk melalui orang tua,
saudara, teman sebaya, dan guru.
Istilah
spiritual dan religius sering sekali dianggap sama, namun banyak pakar yang
menyatakan keberatannya jika kedua istilah ini dipergunakan saling silang. Spritualitas
kehidupan adalah inti keberadaan dari kehidupan. Spiritualitas adalah kesadaran
tentang diri, dan kesadaran individu tentang asal, tujuan, dan nasib. Agama
adalah kebenaran mutlak dari kehidupan yang memiliki manifestasi fisik di atas
dunia. Agama memiliki kesaksian iman, komonitas, dan kode etik. Dengan kata
lain spiritualitas memberikan jawaban siapa dan apa seseorang itu, sedangkan
agama memberikan jawaban apa yang harus dikerjakan seseorang. Beberapa strategi
yang mungkin dapat dilakukan dalam membantu perkembangan moral dan spiritual
peserta didik, yaitu:
Ø Memberikan
pendidikan moral dan keagamaan melalui kerikulum tersembunyi.
Ø Memberikan
pendidikan moral langsung, yakni pendidikan moral dengan pendekatan pada nilai
dan sifat.
Ø Memberikan
pendekatan moral melalui pendekatan klarifikasi nilai, yaitu pendekatan
pendidikan moral tidak rangsung terfokus pada upaya membantu siswa untuk
memperoleh kejelasan mengenai tujuan hidup mereka.
Komentar
Posting Komentar