Perkembangan Kognitif Peserta Didik

A.      Pengertian Perkembangan Kognitif
Secara sederhana, kemampuan kognitif dapat dialami sebagai kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks secara kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan berkembangnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan anak menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu menjalankan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan sehari-hari.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Psikologi pembelajaran kognitif mengatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pada pandangan itu teori psikoloig kognitif memandang beljar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni pengolahan informasi.
Intisari dari teori belajar konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Individu yang sedang belajar dipandang sebagai orang yang secara konstan memberikan informasi baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip yang telah dimiliki, kemudian merevisi prinsip tersebut apabila sudah tidak sesuai dengan informasi yang baru diperoleh.Agar siswa mampu melakukan kegiatan belajar, maka ia harus melibatkan diri secara aktif.



B.       Teori-teori Perkembangan Kognitif pada Peserta Didik

  1. Teori Perkembangan Piaget
Ada empat tahap yang mengiringi perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu:
1)      Sensori motor (usia 0 - 2 tahun)
2)      Pra operasional (usia 2 – 7 tahun)
3)      Operasional kongkrit (usia 7 – 11 tahun)
4)      Operasi formal (usia 11 tahun hingga dewasa),
Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1)      Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengaja dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2)      Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3)      Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4)      Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5)      Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
Piaget membagi tahap perkembangan kognitif seseorang menjadi empat tahap yaitu :
  1. Tahap Sensorimotor (umur 0-2 tahun)
    Ciri-ciri :
  • Pertumbuhan kemampuan anak dilihat dari kegiatan motorik dan persepsinya.
  • Dilakukan langkah demi langkah
  • Melihat dirinya berbeda dari orang di sekitarnya
  • Lebih banyak memakai indra pendengaran dan penglihatan
  • Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya
  1. Tahap Praoperasional (umur 2-7 tahun)
    Ciri-ciri :
  • Telah mampu menggunakan penglihatannya dengan baik ditandai dengan mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok.
  • Tidak mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang berbeda namun mampu mengurutkan barang sesuai dengan kriteria.
  • Mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih kompleks.
  • Memperoleh prinsip-prinsip secara benar
  1. Tahap Operasional Konkret (umur 7 -11 tahun)
    Ciri-Ciri :
  • Sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan.
  • Telah memiliki kecakapan berfikir logis namun hanya benda-benda yang bersifat konkret.
  • Mampu melakukan pengklasifikasian namun masih tetap berfikir abstrak.

  1. Tahap Operasional Formal (umur 11 hingga dewasa )
    Ciri-ciri :
  • Mampu berfikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola piker “kemungkinan”.
  • Bekerja secara sistematis dan efektif.
  • Menganalisis secara kombinasi

Komentar

Postingan Populer