Filosofi Tanaman Padi
Apa filosofi
yang bisa kita ambil dari tanaman padi? Bila kita perhatikan secara empirik
(pengamatan indrawi) padi itu semakin berisi, semakin ia merunduk. Tidak kita
temukan ada batang padi yang semakin berisi semakin kuat berdiri. Di
sinilah letak pelajaran yang bisa dipetik, yaitu bahwa semakin kita pintar,
semakin kaya, semakin tinggi jabatan, semakin terkenal janganlah kita
menegakkan kepala dengan pongahnya untuk menyombongkan diri. Kita jangan merasa
yang paling hebat dan sempurna.
Tetapi
alangkah baiknya bila kita pintar, kaya, petinggi, populer tapi tetap rendah
hati. Semakin kita hebat mestinya kita semakin tawadhu’, baik pada
sesama manusia maupun di hadapan Allah. Kecerdasan tidak untuk membodohi orang
lain. Jadilah orang pintar tapi jangan minteri. Kekayaan tidak
membuat kita serakah dan pelit, karena kita beranggapan bahwa kekayaan itu
karena kita sendiri, dan selalu ingin menumpuk harta sebanyak-banyaknya dengan
berbagai cara. Memiliki jabatan bukan untuk disalahgunakan, tetapi untuk
kepentingan bersama. Terkenal tidaklah membuat kita lupa diri, tetapi tetap
merendah dan merasa orang biasa, jauh dari sifat pongah dan sombong. Ingat
ancaman Allah atas orang yang sombong dalam Q.S al-Baqarah: 206.
Dan apabila dikatakan kepadanya:
"Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang
menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka jahannam. dan
sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.
Dari kutipan Surat diatas dapat kita kutip bahwa kita tidak boleh sombong
atas apa yang kita miliki, dan kita diperintahkan untuk selalu bertakwa.
Mengambil hikmah dari filosofi tanaman padi tersebut yang semakin berisi
semakin merunduk..
Komentar
Posting Komentar