Filsafat Pendidikan

A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadianmanusia yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilannya. Pendidikan pada hakikatnya akan mencakup kegiatan mendidikan,mengajar, dan melatih yang di dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional mencakup kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Pendidikan menyangkut hati nurani, nilai-nilai, perasaan, pengetahuan, dan keterampilan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan proses pendidikan, antara lain:
1.adanya hubungan edukatif yang baik antara guru dan peserta didik
2.adanya metode pendidikan yang sesuai
3.adanya sarana dan perlengkapan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
4.adanya suasana yang mendukung pembelajaran.

B. Objek dan Status Filsafat Ilmu Pendidikan

Istilah filsafat ilmu pendidikan ditemukan dalam karangan B. Othanel Smith, yang berjudulPhilosophy of Educational. Menurut Smith, dewasa ini studi filosofis tentang ilmu pendidikan baru merupakan tingkat permulaan yang diawali dengan analisis kritis terhadap konsep-konsep psikologi pendidikan. Secara lebih konseptual, filsafat ilmu pendidikan dapat dibatasi sebagai analisis kritis komprehensif tentang pendidikan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan yang dihasilkan melalui riset, baik kuantitatif maupun kualitatif. Apabila ditinjau dari filsafat pendidikan sebagai filsafat khusus, maka filsafat ilmu pendidikan merupakan bagian dari filsafat pendidikan yang menyelidiki pendidikan sebagai ilmu.

C. Substansi dan Struktur Ilmu Pendidikan

Lenzen meninjau ilmu dari segi morfologis atau bentuk substansinya, sebagai pengetahuan sistematis yang dihasilkan dari kegiatan kritis yang tertuju pada penemuan. Ditinjau dari substansi atau isinya, ilmu pendidikan merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa organisasi isi ilmu pendidikan, sebagai sebuah sistem konsep terbentuk dari unsur-unsur yang berupa konsep tentang variabel-variabel pendidikan dan bagian-bagian yang berupa skema konseptual tentang komponen pendidikan.Model-model teoretis adalah seperangkat konsep-konsep yang saling berkaitan erat yang membentuk sebuah pandangan tentang kehidupan. Dengan demikian, berkembanglah berbagai teori substansif tentang metode mengajar. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1.metode ceramah dari kaum Sofis,
2.metode dialektik dari Socrates,
3.metodescholastisism,
4.metode pengamatan alami, dan
5.metode langkah-langkah formal mengajar dari Herbart. Sebuah teori pendidikan adalah sebuah pandangan atau serangkaian pendapat ihwal pendidikan yang disajikan dalam bentuk sebuah sistem konsep. Apabila ditinjau dari segi keluasannya, menurut TW Moore, teori pendidikan dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu teori-teori umum pendidikan dan teori-teori khusus pendidikan. Apabila ditinjau dari segi tujuan penyajiannya, teori-teori pendidikan dapat dibedakan dalam dua kelompok juga, yaitu teori-teori pendidikan preskriptif dan teori-teori pendidikan deskriptif.Setiap filsafat pendidikan bertujuan mengemukakan sebuah sistem konsep keseluruhan ihwal pendidikan yang terbaik menurut pandangan atau aliran tertentu. Setiapcabang ilmu pendidikan bertujuan menggambarkan apa adanya keadaan empirik sebuah aspek yang menjadi ihwal pendidikan secara sistematis dan cermat argumentatif.

D. Status Ilmu Pendidikan

Konsep-konsep pendidikan yang menjadi unsur isi ilmu pendidikan mempunyai dua fungsi. Informasi adalah sekelompok konsep yang berfungsi menggambarkan atau menyimpulkan fakta tentang gejala-gejala yang berkenaan dengan ihwal pendidikan. Herbert Spencer sebagai filosof, bukan saja sebagai seorang filosof ilmu, tetapi juga sebagai seorang filosofpendidikan. Spencer membedakan pengetahuan manusia dalam tiga tingkatan, yaitu pengetahuan umum, pengetahuan yang tersusun rapi, dan pengetahuan yang tersusun rapi secara lengkap menjadi sebuah sistem yang komprehensif. Konsep-konsep pendidikan yang dipaparkan oleh Spencer bukanlah sebuah ilmu, tetapi sebuah filsafat pendidikan yang bertumupu pada pandangan naturalisme positivistik atau naturalisme berdasarkan ilmu.Oleh karena itu, fungsi pendidikan adalah mempersiapkan setiap individu untuk dapat hidup sempurna, melalui pendidikan intelektual, moral, dan jasmani dengan cara menguasai ilmu tentang hidup. Pertanyaan tentang cara mengajar yang benar harus dipertimbangkan berdasarkan penilaian dari pendidik-pendidik yang sangat cakap dan terkemuka. Studi tentang metode dalam mengajar merupakan studi tentang cara yang terbaik dalam melakukan apa yang harus dilakukan dengan cara tertentu. Penggunaan metode dalam mengajar harus dilihat bahwa mata pelajaran yang diajarkan terwujud dalam pengalaman siswa.Metode pendidikan tidak hanya didasarkan padapsikologi, tetapi ditetapkan berdasarkan sekelompok cabang ilmu yang berkaitan. Ilmu pendidikan perlu menjadi ilmu yang otonom dan tidak hanya sebagai ilmu terapan dari berbagai cabang ilmu. Ada beberapa pelajaran yang dapatdipetik dari pembahasan tentang status ilmu pendidikan ditinjau dari klasifikasi-klasifikasi ilmu dari Aristoteles, Francis Bacon, August Comte, Herbert Spencer, dan Horne. Ilmu pendidikan tidak tercantum secara tersurat dalam kelima klasifikasi ilmu. Hal ini memberi pelajaran lebih lanjut bahwa status keilmuan ilmu pendidikan kurang jelas.Untuk memahami pendidikan dengan baik diperlukan banyak ilmu bantu yang harus dikuasai. Ilmu-ilmu bantu tersebut adalah ilmu-ilmu tentang manusia, tidak hanya terbataspada ilmu psikologi. Ilmu-ilmu bantu tersebut mencakup pula cabang-cabang ilmu seperti biologi manusia, fisiologi manusia, sosiologi, antropologi, dan sebagainya. Sehubungan dengan hal ini, Brubacher menyarankan bahwa setiap orang yang bekerja secara profesional dalam bidang pendidikan harus menguasai aspek-aspek sosiologis, psikologis, historis, dan filosofis dari profesi pendidikan. Sedangkan Horne menyarankan lebih luas lagi, yaitu aspek tubuh dan jiwa dari manusia yang dididik, yang mencakup fisiologi, psikologi, logika, estetika, etika, dan sosiologi.

Komentar

Postingan Populer